Mengasah Jiwa Entrepreneur
Oleh: Pratama Puji
Entrepreneurship itu bukan gawan bayi (bawaan lahir),
tetapi harus diciptakan olah orang itu sendiri.
Pendapat diatas disampaikan oleh Adi Ekopriono (Asisten Direktur
Suara Merdeka) pada saat kunjungan company visit di Kantor Percetakan
Jalan Kaligawe, Semarang. Tak rugi rasanya saya dapat mengikuti kegiatan
yang diadakan AIESEC dan berkolaborasi dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia) Semarang ini. Walaupun capek dan berangkat sendiri dari
Kota Pekalongan, namun ilmu dan relasi saya dapat cukup bermanfaat.
Dalam kegiatan yang mengangkat isu tentang entrepreneurship ini, juga
didatangkan perwakilan dari mahasiswa Taiwan dan China yang masih
mengikuti program exchange di Indonesia. Mereka dengan ramah dan kocak
bercerita tentang kewirausahaan di negara masing-masing.
Kembali ke pendapat di atas, boleh setuju atau tidak, namun saya
secara pribadi membenarkan pendapat tersebut. Terkadang kita tidak maju
karena persepsi negatif lingkungan seperti bakat pengusaha cuma milik
golongan atau suku tertentu, pengusaha adalah keturunan orang tua,
pengusaha harus punya modal banyak, dan masih banyak lagi. Itu adalah
”vonis diri” yang justru menghalangi kita untuk berkembang. Padahal
kunci menjadi pengusaha adalah kemauan mencoba dan bekerja keras dari
diri kita sendiri. Mau kita orang Indonesia, Jerman, Jepang, China,
semuanya punya jiwa menjadi entrepreneur”. Jiwa tersebut sebenarnya
sudah ada, tinggal kita mau mengembangkannya atau tidak”, lanjut Pak Adi
dalam pemaparannya.
Masih dalam rangkaian kegiatan tersebut, seteleh kunjungan ke Suara
Merdeka, kami rombongan satu bis melanjutkan perjalanan ke peternakan
lele dan durian di daerah Mijen. Sambutan hangat kami dapatkan karena
warga desa sangat welcome ketika kami datang. Pemilik peternakan
tersebut adalah seorang pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI,
usianya baru 24 tahun. Dari perkenalannya kami tahu bahwa beliau pernah
tidak lulus kuliah, namun pemikiran dan actionnya mengalahkan seorang
sarjana seperti saya. Kata beliau, ”Kalau orang desa yang tidak sekolah
seperti kami, melihat lahan kosong yang becek pasti langsung kami garap.
Nah kalau sarjana, melihat lahan kosong becek bisa berdiskusi dulu
berjam-jam”, wah ternyata benar juga ya. Kelompok Tani di Desa Polaman
ini, mempunyai suatu cita-cita untuk menjadikan desa mereka sebagai desa
wisata agro, dengan durian sebagai produk unggulannya. ”Banyak generasi
ongkang-ongkang di zaman sekarang, pengennya hidup nyaman, jadi
pegawai, mendapat gaji banyak dan pensiunan di hari tua. Namun
kontribusi mereka dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
masih kurang. Mereka hanya berbicara rasa nasionalisme dalam bentuk
demonstrasi dan diskusi, belum ada tindakan nyata”. Saya yang mendengar
penjelasan tersebut jadi kaget dan merasa tersindir. Benar memang,
terkadang kita lupa bahwa masih banyak orang yang membutuhkan di sekitar
kita, membuka lapangan kerja dan mengangkat hajat hidup orang banyak
bukan cuma tanggung jawab pemerintah saja, namun tugas kita bersama.
Setelah menempuh perjalanan setengah jam lebih akhirnya rombongan
sampai di kunjungan terakhir, di sebuah cafe yang teletak di Kawasan
Elite Rinjani Semarang. Pemilik cafe ini adalah anak muda. Saya tebak
usianya tak lebih dari 30 tahun. Jujur saya kagum terhadap mereka yang
bisa mengembangkan usaha di usia yang masih relatif muda. Mereka berani
mengambil resiko, mengembangkan kreativitas, berinovasi mengembangkan
produk, dan senantiasa mencari tantangan-tantangan baru. Salute. Setelah
maghrib, saya pun harus menyudahi perjalanan hari ini untuk kembali ke
kota asal. Tak lupa, pesan dari seorang peserta kepada saya ”Mas, anda
beruntung dalam usia sekarang sudah diterima menjadi pegawai. Namun,
jangan lupa teruslah asah jiwa entrepreneurmu dengan membuka usaha
sebagai asset masa depan”. Saya pun menganggukkan kepala. Benar-benar
pengalaman yang Luar Biasa. Salam Sukses!
*) Penulis adalah Alumni S1 Akuntansi dari UNSOED Purwokerto.
Hobinya membaca, menulis, sepakbola dan ”belajar” dari pengalaman hidup
sehari-hari. Kesibukannya sekarang adalah bekerja di Instansi Pemerintah
Kotamadya Pekalongan dan ingin membuka usaha. Contact Person :
pratamapuji.widiyanto@gmail.com – 085 6260 4580.
















0 komentar:
Posting Komentar